Bismillah
Harapan dan cita-cita merupakan bahan bakar bagi manusia
agar bersemangat menjalani hidup. Sesorang yang tidak memiliki cita-cita atau
harapan, hidupnya akan terasa kosong dan hampa karena mereka tidak tahu apa
yang ingin mereka capai dan untuk apa mereka bersusah payah melakukan sesuatu.
Karena itu penting bagi orang tua untuk mengenalkan konsep
cita-cita pada anak sedini mungkin.
Inilah beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua
1. Bacakan Buku tentang Profesi atau Prestasi
yang Dicapai Seseorang
Anak-anak perlu diperkenalkan kepada berbagai jenis profesi
yang ada di dunia ini. Salah satu caranya adalah dengan melalui buku. Dengan
begitu mereka akan belajar mengenai profesi, tanggung jawab profesi, dan
prestasinya.
Lalu orang tua dan anak bisa mendiskusikan profesi mana yang menarik bagi anak juga apa saja
yang harus dilakukan anak bila ia ingin menekuni profesi tersebut. Orang bisa
membantu dan mengarahkan minat dan bakat anak.
2. Kenalkan Anak pada Beragam Kegiatan
Saat anak masih belum bisa memastikan apa bakat dan
minatnya, maka ajak anak untuk mengikuti berbagai macam kegiatan seperti
mengikuti kegiatan olah raga, kelas masak,
kelas seni, kelaqs menggambar dan lain sebagainya. Dari situ akan terlihat apa
bakat dan minat anak. jangan lupa untuk tetap melibatkan anak saat hendak mengikuti
kelas-kelas tersebut, agar anak tidak merasa terbebani.
3. Jangan Paksa Anak Menjalani Cita-Cita Orang
Tua
Anak bukan perpanjangan mimpi orang tua. Apa yang tidak
berhasil dicapai orang tua seharusnya tidak menjadi beban anak. Misalnya orang
tua dulu bercita-cita menjadi dokter, tapi tidak kesampaian. Hal ini tidak
berarti anak yang harus meneruskan mimpi tersebut dan menjadi dokter untuk
orang tuanya. Kecuali bila anak memang menginginkan hal itu.
Biarkan anak bebas bermimpi dan mengejar cita-citanya di
masa mendatang. Bantu ia mengenali bakat dan minatnya. Selama cita-citanya
tidak bertentangan dengan norma agama atau hukum, biarkan saja.
Saat anak sudah mengetahui bakat dan minatnya atau bahkan
sudah bisa menentukan cita-citanya sendiri, maka tugas orang tua adalah
membantu anak membuat rencana untuk masa depannya.
Hal-hal yang Harus
Diajarkan pada Anak Saat Ia Mengejar Cita-Citanya
-
Ajarkan Anak
untuk Menghargai Proses
Tidak ada kesuksesan instan. Kalaupun ada yang seperti itu,
biasanya tidak akan bertahan lama. Anak perlu belajar bahwa segala sesuatu
harus dipelajari dan diperjuangkan, tidak mungkin datang sendiri.
Kelemahan atau bahayanya generasi sekarang adalah maunya
apa-apa serba cepat atau instan. Akhirnya mereka jadi menghalalkan segala cara
agar tujuannya tercapai. Ini yang harus dicegah. Anak harus belajar bahwa
segala sesuatu membutuhkan waktu. Ia harus berjuang dan berusaha jika ingin
mendapat sesuatu yang ia suka.
-
Belajar Dari
Orang-Orang Sukses
Ajarkan pada anak bahwa kesuksesan tidak terjadi dalam
semalam. Kesuksesan membutuhkan usaha dan perjuangan. Ajak anak untuk membaca kisah
hidup orang-orang sukses dan belajar dari kesalahan-kesalahan yang mereka buat. Semua orang sukses pasti
pernah membuat kesalahan dan mengalami kegagalan, tapi mereka selalu berhasil
bangkit kembali.
Tunjukkan juga pada anak bahwa proses itu sangat penting. Segala
sesuatu harus diusahakan dan diperjuangkan. Dengan bersusah payah berjuang dan
mengejar sesuatu maka hasil yang didapat akan terasa lebih memuaskan. Jangan biarkan
anak suka mengambil jalan pintas, karena segala sesuatu yang didapat secara
instan biasanya tidak akan bertahan lama.
-
Beri
Dukungan pada Anak
Langkah berikutnya adalah memberi dukungan pada anak.
Yakinkan anak bahwa jika ia mau berusaha, ia bisa menjadi apa saja yang ia
inginkan. Bantu anak jika ia membutuhkan bantuan, tapi biarkan anak mencoba
menyelesaikan masalahnya sendiri terlebih dahulu. Anak harus belajar untuk
mandiri supaya ia tidak mudah menyerah.
Dengan memiliki cita-cita dan harapan, anak-anak akan lebih
bersemangat menjalani hidup karena mereka punya tujuan yang akan dicapai. Semoga
bermanfaat.
Tulisan ini Diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge
Sahabat Hosting
baguss 😍
BalasHapusMakasih, mbak :)
HapusMaaf, saya belum sempat mampir ke blog mbak Ietha. Saya usahakan mampir secepatnya ya, mbak :)