Senin, 07 Februari 2022

5 Kesalahan yang Harus Dihindari Dalam Mendidik Anak

 


Orang tua pasti menyayangi dan menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Sayangnya tanpa disadari masih banyak orang tua yang melakukan kesalahan dalam mendidik anak. Akibatnya anak akan tumbuh menjadi orang yang tertutup, pemalu, tidak tegas atau malah menjadi orang yang egois, pemarah dan suka berbuat kasar.

Belakangan sedang viral postingan seseorang yang mengeluh karena beberapa barang miliknya diambil oleh keponakan-keponakannya tanpa ijin. Pada saat orang tersebut berbicara pada orang tua anak-anak itu, si orang tua malah menyuruhnya mengikhlaskan benda-benda tersebut. Ini adalah contoh orang tua yang membiarkan saja anak-anak mereka berbuat semaunya, dengan alasan masih anak-anak. Padahal justru di sinilah peran orang tua dibutuhkan oleh anak. Orang tua yang harus mengajarkan pada anak, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Karena itu ada hal-hal yang harus dihindari orang tua dalam mendidik anak.

1.       Selalu Memanjakan Anak

Banyak orang tua, dengan alasan sayang kepada anak, selalu memanjakan dan menuruti semua kemauan anak. Hal ini jika dibiarkan terus, akan membuat anak merasa bahwa semua keinginannya harus dipenuhi. Akibatnya anak akan tumbuh menjadi orang yang egois dan mau menang sendiri. Anak tidak pernah mau mengerti keadaan atau situasi orang lain dan bahkan bisa melakukan apa saja termasuk hal-hal yang melanggar hukum untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Seharusnya orang tua bisa memberi batasan, sejauh mana keinginan anak bisa dituruti. Anak harus belajar kalau dalam hidup tidak semua keinginannya bisa didapat, apalagi jika berbenturan dengan  hak orang lain. Anak juga harus belajar mendapatkan sesuatu melalui usahanya sendiri. Dengan demikian anak bisa menghargai proses dan usaha orang lain.

2.       Membandingkan Anak dengan Orang Lain

Orang tua biasanya merasa bangga jika memiliki anak yang berprestasi. Tetapi orang tua terkadang lupa, setiap anak berkembang dengan kecepatannya masing-masing. Antara saudara kandung pun bisa terdapat perbedaan. Ada anak yang lebih cepat mempelajari suatu hal baru dibanding saudaranya. Tetapi bukan berarti saudaranya yang lebih lambat itu bodoh. Ia hanya membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan dan mempelajari sesuatu.

Karena itu, membandingkan anak dengan saudaranya atau anak lain akan menyakiti hati si anak. Ia akan merasa kalau dirinya tak cukup baik bagi orang tuanya. Anak akan tumbuh menjadi orang yang kurang atau tidak percaya diri. Lebih berbahaya lagi jika si anak malah menyimpan dendam pada saudara atau anak yang sering dibanding-bandingkan dengan dirinya.

Orang tua harus menyadari bahwa pertumbuhan dan perkembangan setiap anak tidak sama. Demikian juga bakat dan minatnya.  Lebih baik orang tua fokus bakat dan kemampuan si anak. Bakat apa yang perlu dikembangkan dan didukung.

3.       Langsung  Marah pada Anak

Saat anak melakukan kesalahan, jangan langsung memarahi anak, apalagi memarahi anak di depan umum. Belum tentu anak tahu kalau ia sudah membuat kesalahan. Bisa-bisa anak malah merasa malu dan juga marah pada orang tua.

Yang harus dilakukan adalah bertanya pada anak. tanyakan kenapa ia melakukan itu. Apakah ia tahu kalau ia melakukan kesalahan? Jika ini adalah kesalahannya yang pertama, tak perlu menghukum anak. Anak cukup ditegur dan diberi tahu kesalahannya. Setelah itu orang tua dan anak bisa membuat kesepakatan tentang hukuman apa yang akan diterima anak jika ia mengulangi kesalahannya tersebut.

4.       Menjadi Penyelamat Anak

Lagi-lagi dengan alasan sayang pada anak, banyak orang tua yang tidak mau kalau anaknya mengalami kesulitan. Alih-alih membiarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri, orang tua selalu datang menyelamatkan anak.

Anak tidak membuat tugas sekolah, orang tua yang mengerjakan supaya anaknya tetap mendapat nilai. Anak merusak barang, orang tua langsung membeli barang yang baru, tanpa menegur anak dan memberi tahu kalau yang dilakukannya itu salah.

Anak akan tumbuh menjadi orang yang selalu lari dari tanggung jawab karena merasa bahwa ada orang tua yang akan menyelamatkannya. Padahal orang tua tak selamanya bisa mendampingi anak.

Seharusnya anak diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sendiri. Saat anak merusak barang, anak harus ditegur dan diingatkan bahwa yang dilakukannya itu salah. Jika anak sudah punya uang saku, minta ia untuk ikut menyisihkan uang untuk mengganti barang yang ia rusak. Jadi anak tahu bahwa ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

5.       Berbohong atau Memberikan Janji yang Tak Bisa Ditepati

Banyak orang tua yang ingin memiliki anak yang baik dan jujur, tapi mereka sendiri malah memberi contoh yang tidak baik pada anak. Kadang-kadang karena ingin membuat anak tidak rewel atau berhenti menangis, orang tua menjanjikan sesuatu yang belum tentu bisa ditepati oleh orang tua. Akibatnya anak akan merasa dibohongi dan kehilangan rasa percaya pada orang tua, bila mereka sering merasa kecewa karena orang tua tidak bisa menepati janji mereka. 

Seharusnya saat anak meminta sesuatu, entah itu waktu bersama atau barang, dan orang tua tidak bisa memberikannya, ajak anak bicara. Orang tua harus menjelaskan pada anak kenapa anak tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Tentunya penjelasannya harus sesuai dengan usia anak, supaya anak mengerti bahwa permintaannya saat itu belum bisa dituruti. Saat menjanjikan sesuatu pada anak, pastikan bahwa janji tersebut memang bisa ditepati sehingga anak akan tetap percaya pada orang tuanya.

Nah, itulah beberapa kesalahan yang harus dihindari orang tua dalam mendidik anak. Semoga bermanfaat.

 


Senin, 27 Desember 2021

Inilah Beberapa Kegiatan yang Bisa Dilakukan Saat Tak Bisa Berlibur ke Luar Kota

 


Foto oleh Nataliya Vaitkevich dari Pexels

Masa liburan sekolah yang bersamaan dengan libur natal dan tahun baru biasanya sangat ditunggu –tunggu oleh banyak orang. Karena pada saat itu biasanya semua anggota keluarga mendapat waktu libur yang sama sehingga itulah waktunya untuk berlibur atau berjalan-jalan. Sayangnya, karena pandemi belum benar-benar selesai, maka pemerintah menghimbau masyarakat untuk tetap membatasi mobilitas dengan tidak berlibur keluar kota dan keluar negeri. Ditambah dengan adanya larangan mengambil cuti bagi ASN dan sebagian pekerja swasta.

Sebagai orang tua, tentunya kita ingin memberikan liburan yang menyenangkan bagi anak. Oleh karena itu ayo kita buat perencanaan liburan yang menyenangkan, walaupun tidak bisa berlibur ke luar kota atau ke luar negeri.

Inilah beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengisi liburan bersama keluarga saat liburan akhir tahun:

1.       Mengunjungi Tempat Wisata di Dalam Kota


Foto oleh Kristin Faye dari Pexels

Walaupun tidak bisa berlibur ke luar kota, kita bisa tetap melakukan kegiatan menyenangkan bersama keluarga dengan mengunjungi tempat-tempat wisata di kota kita tinggal. Misalnya mengunjungi Kebun Binatang atau tempat-tempat wisata terbuka lainnya. Pertama-tama cari informasi tentang tempat wisata yang akan kita kunjungi, misalnya kapan tempat wisata tersebut buka, berapa harga tiket masuknya, kegiatan apa saja yang bisa dilakukan di sana, jalur terbaik menuju ke sana, dan lain-lain.

Setelah itu buat persiapan bersama keluarga sebelum pergi ke tempat wisata tersebut. Kita bisa menyiapkan bekal bersama dan merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan di sana. Selain itu kita juga harus memastikan semua anggota keluarga dalam keadaan sehat, memastikan anak-anak sudah terbiasa dengan protokol kesehatan seperti memakai masker dan membawa hand sanitizer dan lain sebagainya.

Kunjungan ke tempat wisata yang direncanakan dengan baik tentu akan berjalan dengan baik dan anak-anak tetap dapat pengalaman liburan yang menyenangkan.


2.       Berkumpul Bersama Keluarga Besar

Foto oleh August de Richelieu dari Pexels

Kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah mengunjungi anggota keluarga yang tinggal satu kota. Bila memungkinkan, biarkan anak-anak menginap di rumah kakek-nenek atau saudara lain yang tinggal satu kota. Dengan begitu mereka akan merasakan suasana baru saat liburan.

Bila tidak memungkinkan untuk menginap, kita bisa merencanakan acara makan bersama di rumah atau di restoran. Berkumpul bersama keluarga bisa membawa perubahan suasana yang akan membuat mood kita menjadi lebih baik.

Jangan lupa pastikan kalau semua anggota keluarga yang berkumpul dalam keadaan sehat, ya.


3.       Melakukan Kegiatan Bersama Anak-Anak

Foto oleh Pavel Danilyuk dari Pexels

Apa yang harus dilakukan bila harus menghabiskan liburan di rumah saja? Jangan khawatir, kita tetap dapat membuat anak-anak merasa senang saat liburan. Buat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan bersama anak dan anggota keluarga lainnya seperti memasak, nonton film, membaca buku, menggambar, berkebun, mendaur ulang barang bekas yang ada di rumah dan lain sebagainya.

Sebenarnya anak-anak hanya butuh ditemani oleh orang tua saja. Mereka tidak terlalu peduli akan berlibur ke mana, selama orang tua bisa menemani mereka melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan. Jadi saat kita tidak bisa mengajak anak berlibur ke luar kota atau ke luar negeri, cukup pastikan kita punya waktu untuk menemani mereka bermain atau melakukan kegiatan yang mereka sukai. Mereka akan mengingat momen tersebut sebagai momen menyenangkan dari masa kecil mereka dan mereka akan mengingatnya kembali saat mereka sudah dewasa nanti.

Karena itu penting bagi orang tua menciptakan tradisi atau kebiasaan keluarga yang rutin dilakukan agar anak merasa memiliki momen khusus bersama orang tua dan anggota keluarga yang lain.

Nah, itulah beberapa kegiatan yang tetap bisa dilakukan selama libur akhir tahun. Ayo kita buat liburan yang menyenangkan dan berkesan untuk keluarga.


Semoga bermanfaat.

Minggu, 05 September 2021

Belajar dari Indari Mastuti, Founder Indscript Creative, yang Berhasil Membangun Bisnis dan Memberdayakan IRT dari Rumah

 Bagi pengguna media sosial, nama Indscript Creative tentunya sudah tidak asing lagi. Indscript Creative hadir sebagai wadah bagi kaum perempuan, terutama ibu rumah tangga yang suka menulis dan berbisnis. Indscript Creative membantu para IRT (Ibu Rumah Tangga) ini untuk mengembangkan potensi mereka sebagai penulis dan juga pebisnis. Perjalanan dan kesuksesan Indscript Creative yang akan mecapai usia 14 tahun di bulan September ini tentunya tak bisa lepas dari sepak terjang Indari Mastuti, founder Indscript Creative.


Indari Mastuti, Founder Indscript Creative

Foto: Grup FB Yuk Nulis Buku

Indari Mastuti sudah senang menulis sejak masih duduk di bangku SD. Ia sudah biasa menulis diary untuk menuangkan kisah-kisahnya dan bercita-cita menjadi penulis sejak ia masih kelas 4 SD.

Kebiasaan menulis ini sekaligus menjadi healing therapy baginya saat ia mengalami masa-masa kurang menyenangkan. Saat ia duduk di bangku SMA, salah satu karyanya berhasil diterbitkan di majalah Gadis. Keberhasilannya dalam menerbitkan karya di media cetak membuatnya semakin bersemangat menulis. Setelah berhasil menulis artikel sejak tahun 1996, ia mulai menulis buku pada tahun 2004. Saat itu menulis bukan sekadar healing therapy  baginya, tapi juga menjadi salah satu kegiatan yang menghasilkan uang dan mendapat banyak teman baru.

Kemampuannya menulis ternyata juga bermanfaat baginya saat ia memasuki dunia kerja dan membangun karir di bidang telekomunikasi. Namun dilema mulai menghampirinya saat ia memutuskan untuk menikah pada tahun 2007. Walaupun karirnya saat itu sangat baik, tapi diam-diam ia mempunyai keinginan untuk bisa kembali ke rumah agar bisa fokus mengurus keluarganya. Akhirnya ia memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dan membangun bisnisnya sendiri agar bisa dikerjakan dari rumah.

Saat ini bisnisnya telah berkembang pesat. Indari bisa dihubungi melalui https://t.me/IndariMastutiChannel


Berdirinya Indscript Creative

Setelah berhenti bekerja, Indari memutuskan untuk membangun bisnis penulisan. Saat itu ia masih menggunakan namanya sendiri, Indari Mastuti. Ia mendatangi beberapa penerbit untuk menawarkan jasa penulisan. Pada akhir tahun 2007 ia sering mendapat beberapa tawaran dari penerbit untuk menulis buku-buku dengan tema yang kurang dikuasainya, sehingga ia mulai berpikir untuk merekrut penulis-penulis lain.

Karena itu pada awal tahun 2008 ia merubah nama nama bisnisnya menjadi Indscript Creative. Nama ini diberikan oleh suaminya. ‘Ind’ diambil dari nama Indari, ‘script’ berarti tulisan, dan ‘creative’ merupakan harapan Indari bahwa tulisan-tulisan yang akan diberikan pada penerbit merupakan tulisan-tulisan yang kreatif.


Jenis-Jenis Usaha Indscript Creative

Pada awalnya Indscript Creative hanyalah merupakan agensi naskah, yaitu pihak ketiga yang berperan sebagai penyambung lidah antara penulis dengan penerbit dan sebaliknya. Usaha ini berkembang dengan cepat karena Indari menggunakan cara yang sedikit berbeda pada saat itu untuk menawarkan naskah-naskahnya pada penerbit. Bila pada umumnya penulis harus sudah memiliki naskah lengkap untuk ditawarkan pada penerbit, Indscript Creative hanya menawarkan judul naskahnya saja. Saat judul sudah disetujui oleh penerbit, barulah outline dan contoh penulisan diberikan. Penulisan naskah lengkap baru dilakukan setelah ada deal dengan penerbit. Indscript Creative juga memberikan paket komplit yaitu mengawal naskah sejak proses awal hingga selesai. Ternyata paket komplit ini banyak disukai oleh penerbit, sehingga order penulisan pun berdatangan. Bisnis ini berkembang cepat dalam waktu singkat.

Tak puas hanya dengan satu lini usaha saja, pada tahun 2009 Indscript Creative mulai mengembangkan lini penulisan biografi atau sejarah diri. Dimulai dari Brownies Amanda sebagai klien pertama, tak lama kemudian klien-klien lain seperti ibu Siti Oded (istri Wali Kota Bandung), ibu Atalia Ridwan Kamil (istri Gubernur Jawa Barat), dan seorang ekspatriat Jepang tertarik menuliskan biografi mereka bersama Indscript Creative. Karena biaya penulisan biografi cukup tinggi untuk setiap project-nya, maka jasa penulisan ini hanya ditawarkan kepada para pejabat dan pengusaha kelas kakap saja.

Selain bergerak di bidang jasa penulisan, Indari Mastuti juga ingin mempunyai jenis usaha yang bisa menghasilkan setiap hari. Oleh karena itu pada tahun 2015, Indari mulai membangun bisnis direct selling yang produk pertamanya adalah board. Ia menjadikan board sebagai media pencapaian target. Diawali dengan pembuatan Board Mimpi, sekarang sudah berkembang menjadi berbagai macam board.

Setelah sukses dengan board, Indari kemudian mulai menjual buku. Jika pada awalnya ia hanya menawarkan naskah kepada penerbit, kemudian penerbit yang mencetak dan mendistribusikan buku-buku tersebut, sekarang ia sudah menulis, mencetak dan mendistribusikan buku-bukunya sendiri. Saat ini sudah ada sekitar 10.000 reseller yang mendistribusikan produk-produk retail Indscript Creative.

Tahun 2020, saat pandemi berlangsung di negara kita, Indari membuka lini baru lagi. Ia membuat usaha percetakan yang selain mencetak buku-buku yang ditulisnya sendiri juga menerima naskah dari pihak lain yang ingin mencetak tulisan atau karya mereka. Selain percetakan, Indari juga mendirikan indi publisher untuk menerbitkan hasil tulisan orang-orang yang belajar menulis dan juga karya orang umum.

Di tahun 2021 ini Indscript Creative mengembangkan lini usaha baru lagi yaitu agensi blogger. Tujuannya adalah untuk menjadi penyambung lidah antara para blogger dan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan jasa digital marketing.

Beberapa rencana lain yang sedang dikerjakan adalah membangun dan mengembangkan market place khusus untuk perempuan dengan nama terhubung.co.id, dan membuat kanal Youtube bernama ‘Rumah Teh Iin’ yang akan digunakanya untuk kampanye pernikahan.


Masa Sulit Indscript Creative

Seperti perusahaan lain yang mengalami jatuh bangun, Indscript Creative juga pernah mengalami masa sulit atau kelam dalam perjalanannya. Bisnis yang dibangunnya sejak tahun 2007 memang berkembang dengan pesat. Sayangnya karena saat itu ia masih kurang ilmu, maka tahun 2010 sempat menjadi tahun yang suram bagi Indari. Saat itu Indscript Creative mengalami kebangkrutan. Ia harus mengurangi jumlah pegawainya yang semula berjumlah 16 orang menjadi tinggal 3 orang saja. Momen itu menjadi titik balik bagi Indari. Ia sadar bahwa ternyata menjalankan bisnis itu butuh ilmu.

Sejak saat itu Indari mulai belajar lagi. Ia mencari  akses-akses pembelajaran dan belajar tentang mentoring, coaching, training dan networking. Setelah itu ia mulai membangun lagi bisnisnya sambil terus belajar.


Harapan Untuk Indscript Creative

Telah diceritakan sebelumnya bahwa niat awal Indari mendirikan Indscript adalah supaya ia bisa tetap produktif dan berdaya dari rumah. Harapan Indari adalah Indscript Creative akan menjadi perusahaan yang dapat meningkatkan produktivitas perempuan khususnya ibu rumah tangga dari waktu ke waktu. Visi besar Indscript adalah melahirkan 1 juta penulis dan 1 juta pebisnis dari kalangan IRT. Misinya adalah dapat menghasilkan lebih banyak lagi ibu rumah tangga yang produktif dari rumah.


Itulah kisah perjalanan panjang Indscript Creative beserta suka dan dukanya. Dari sini dapat dilihat bahwa segala sesuatu ternyata membutuhkan ilmu. Penting untuk terus memiliki semangat belajar yang selalu bergerak untuk mencari ilmu yang sesuai dengan tujuan kita.

Postingan Terbaru

5 Kesalahan yang Harus Dihindari Dalam Mendidik Anak

  Orang tua pasti menyayangi   dan menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Sayangnya tanpa disadari masih banyak orang tua yang m...

Postingan Populer