Rabu, 30 Juni 2021

Inilah yang Perlu Diperhatikan Saat Memilih Sekolah Anak

 


Bulan Juni biasanya menjadi saat yang cukup membuat orang tua lumayan repot, terutama bagi mereka yang  memiliki anak yang hendak masuk sekolah atau melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.

Mencari sekolah itu gampang-gampang susah. Walaupun seandainya biaya tidak menjadi masalah, orang tua tetap harus mencari sekolah yang cocok dengan karakter anak. Sekolah yang baik  bukan sekolah yang murid-muridnya selalu punya nilai tinggi, tapi sekolah yang cocok dengan karakter anak. Sekolah di mana potensi anak bisa berkembang dengan baik dan anak merasa senang bersekolah di sana. Sekolah yang tidak cocok dengan karakter anak bisa merusak rasa percaya diri dan bahkan masa depannya.

Menurut Rosdiana Setyaningrum , seorang psikolog, ada dua faktor yang perlu diperhatikan saat memilih sekolah.

Faktor Dalam:

1.       Usia Anak

Pastikan usia anak sudah sesuai dengan jenjang pendidikannya. Anak sebaiknya sudah berusia 7 tahun saat masuk SD. Kenapa? Karena pada usia 0 sampai 5 tahun, yang sudah berkembang adalah otak kanan anak. Otak kiri yang berhubungan dengan kemampuan membaca, menulis dan berhitung baru berkembang saat anak berusia 7 tahun.

2.       Karakter  Anak

Setiap anak punya kelebihan dan bakat yang berbeda-beda. Tidak ada anak bodoh, mungkin saja ia pintar di bidang yang lain. Misalnya anak nilai matematikanya jelek, tapi ia jago dalam olahraga, maka bisa disimpulkan bahwa bakat anak tersebut adalah di bidang olahraga. Tidak ada gunanya memaksa anak untuk mendapat nilai tinggi di bidang matematika.

Bila memaksakan anak untuk berprestasi di bidang yang tidak ia kuasai malah akan membuat anak menjadi rusak rasa percaya dirinya. Akibatnya anak akan tumbuh dengan pikiran bahwa ia bodoh.

Hal ini berpengaruh juga saat mencari sekolah untuknya. Kalau sudah tahu anak kita tidak jago di bidang akademis, jangan masukkan ia ke sekolah yang berbasis kompetisi dan menggunakan sistem ranking. Tapi carilah jenis sekolah yang tidak hanya mengejar nilai akademis tapi juga memberi ruang pada bakat anak untuk berkembang.

3.       Kemampuan Anak Bersosialisasi

Perhatikan kemampuan bersosialisasinya. Jangan masukkan anak ke sekolah yang membuatnya sulit bersosialisasi. Jika di TK – SD anak sudah belajar menggunakan bahasa Inggris di sekolah, jangan masukkan anak ke SMP negri yang menggunakan bahasa Indonesia. Anak akan kesulitan untuk berkomunikasi dengan teman-temannya.

 Faktor Luar:

1.       Visi dan Misi Sekolah

Orang tua perlu mencari tahu visi dan misi sekolah. Apakah sesuai dengan harapan orang tua dan karakter anak? Bila perlu cari informasi juga mengenai guru-guru dan cara mengajarnya. Guru yang baik bukan guru yang hebat dalam memberikan informasi saja, karena informasi sekarang mudah didapat dengan adanya internet. Guru yang baik adalah guru yang juga bisa dijadikan panutan dan bisa mentransfer nilai-nilai baik kepada murid-muridnya.

2.       Lokasi dan Lingkungan Sekolah

Fasilitas sekolah memang penting, tapi lokasi sekolah juga perlu menjadi pertimbangan. Jangan memilih sekolah yang terlalu jauh dari rumah. Walaupun fasilitasnya lengkap, tapi kalau terlalu jauh, anak akan kelelahan setiap hari. Belum lagi kalau anak masih harus ikut les ini-itu setelah pulang sekolah. Walaupun sekarang masih dalam masa pandemi dan sekolah dilakukan secara daring, sebaiknya tidak memilih sekolah yang terlalu jauh dari rumah.

Perhatikan juga lingkungan sekolah tersebut. Sekolah yang dekat dengan pasar atau mall mungkin akan memberi dampak negatif pada anak. Anak jadi punya kesempatan jalan-jalan atau nongkrong bersama teman-temannya sepulang sekolah. 

3.       Kurikulum Sekolah

Kalau tidak ada rencana menyekolahkan anak di luar negeri, anak tidak perlu dimasukkan ke sekolah internasional  yang menggunakan bahasa Inggris. Karena bila sudah terbiasa menggunakan bahasa inggris, anak akan menghadapi kesulitan untuk bersosialisasi di jenjang berikutnya saat anak dimasukkan ke sekolah negeri.

Saat pandemi sudah usai dan anak-anak sudah bisa bersekolah dengan normal lagi, orang tua perlu juga mencari tahu berapa lama jam belajar anak di sekolah. Jangan sampai karena terlalu sibuk dengan sekolah, anak jadi tidak punya waktu untuk melakukan kegiatan lain atau mengembangkan bakatnya sendiri.

Menurut Dr. Yang dari Yang Academy, orang tua juga perlu mencari informasi mengenai 3 kurikulum ini:

a.       Explicit Curriculum (Kurikulum Tertulis)

Ini adalah kurikulum yang tertulis di atas kertas dan bisa dianggap sebagai keseluruhan kurikulum dari sekolah. Dalam kurikulum ini bisanya sudah tertulis mata pelajaran apa saja yang akan diberikan oleh sekolah dan biasanya dapat ditemukan di flyer atau brosur tentang sekolah tersebut.

b.      Implisit Curriculum (Kurikulum Tersembunyi)

Ini adalah kurikulum yang tersembunyi dan tidak tertulis. Contoh dari kurikulum tersembunyi adalah budaya di sekolah tersebut. Sekolah yang mempunyai budaya kompetisi biasanya menggunakan sistem ranking. Anak-anak yang dianggap sukses adalah anak-anak yang memiliki nilai bagus dan ranking tinggi, sementara anak-anak yang nilainya rendah biasanya akan dianggap pecundang.

c.       Null Curriculum

Ini adalah kurikulum yang tidak diajarkan. Contohnya begini: suatu sekolah memilih untuk mengajarkan etika baik dan budi pekerti. Artinya sekolah tersebut memutuskan untuk tidak mengajarkan etika buruk dan perilaku tidak baik. Dengan kata lain, etika buruk dan perilaku tidak baik tidak akan diterima atau ditoleransi oleh sekolah.

Tapi saat sekolah tidak punya kurikulum untuk mengajarkan perilaku baik, secara tidak langsung sekolah tersebut menyatakan bahwa perilaku buruk tidak apa-apa selama anak tidak melanggar peraturan sekolah.

4.       Libatkan Anak Saat Memilih Sekolah

Yang terakhir tapi paling penting adalah melibatkan anak saat memilih sekolah untuknya. Walaupun orang tua merasa selalu memberikan yang terbaik untuk anak, tapi anak yang akan bersekolah di sekolah tersebut. Anak perlu diajak bicara dan berdiskusi saat hendak memilih sekolah. Bila memungkinkan sebaiknya anak diajak datang ke sekolah tersebut supaya bisa melihat langsung kondisi calon sekolahnya. Dengan catatan situasi kita sudah lebih baik tentunya, dan tidak ada lagi virus corona yang masih mengintai.

Nah, itulah beberapa hal yang harus diperhatikan saat memilih sekolah untuk anak. Semoga bermanfaat.

Artikel  ini diikutkan dalam Tantangan  Artikel Pasukan Blogger Joeragan Artikel bulan Juni 2021 dengan tema “Memilih Sekolah”


7 komentar:

  1. tipsnya sangat menarik mbak, terutama melibatkan anak saat memilih. terimakasih

    BalasHapus
  2. Bener banget, kita harus pertimbangkan juga faktor dalam diri anak. Karena bagaimanapun juga anak-anak yg sekolah. Ortu kan, cuma ngikutin aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Anak yang akan menjalani, jadi dia harus merasa nyaman. Terima kasih sudah mampir, mbak :)

      Hapus
  3. Terimakasih infonya bun😊

    BalasHapus

Postingan Terbaru

5 Kesalahan yang Harus Dihindari Dalam Mendidik Anak

  Orang tua pasti menyayangi   dan menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Sayangnya tanpa disadari masih banyak orang tua yang m...

Postingan Populer