Bagi pengguna media sosial, nama Indscript Creative tentunya sudah tidak asing lagi. Indscript Creative hadir sebagai wadah bagi kaum perempuan, terutama ibu rumah tangga yang suka menulis dan berbisnis. Indscript Creative membantu para IRT (Ibu Rumah Tangga) ini untuk mengembangkan potensi mereka sebagai penulis dan juga pebisnis. Perjalanan dan kesuksesan Indscript Creative yang akan mecapai usia 14 tahun di bulan September ini tentunya tak bisa lepas dari sepak terjang Indari Mastuti, founder Indscript Creative.
Indari Mastuti, Founder Indscript Creative
Indari Mastuti sudah senang menulis sejak masih duduk di
bangku SD. Ia sudah biasa menulis diary untuk menuangkan kisah-kisahnya
dan bercita-cita menjadi penulis sejak ia masih kelas 4 SD.
Kebiasaan menulis ini sekaligus menjadi healing therapy
baginya saat ia mengalami masa-masa kurang menyenangkan. Saat ia duduk di
bangku SMA, salah satu karyanya berhasil diterbitkan di majalah Gadis.
Keberhasilannya dalam menerbitkan karya di media cetak membuatnya semakin
bersemangat menulis. Setelah berhasil menulis artikel sejak tahun 1996, ia
mulai menulis buku pada tahun 2004. Saat itu menulis bukan sekadar healing
therapy baginya, tapi juga menjadi
salah satu kegiatan yang menghasilkan uang dan mendapat banyak teman baru.
Kemampuannya menulis ternyata juga bermanfaat baginya saat ia
memasuki dunia kerja dan membangun karir di bidang telekomunikasi. Namun dilema
mulai menghampirinya saat ia memutuskan untuk menikah pada tahun 2007. Walaupun
karirnya saat itu sangat baik, tapi diam-diam ia mempunyai keinginan untuk bisa
kembali ke rumah agar bisa fokus mengurus keluarganya. Akhirnya ia memutuskan
untuk resign dari pekerjaannya dan membangun bisnisnya sendiri agar bisa
dikerjakan dari rumah.
Saat ini bisnisnya telah berkembang pesat. Indari bisa dihubungi melalui https://t.me/IndariMastutiChannel
Berdirinya Indscript Creative
Setelah berhenti bekerja, Indari memutuskan untuk membangun
bisnis penulisan. Saat itu ia masih menggunakan namanya sendiri, Indari Mastuti.
Ia mendatangi beberapa penerbit untuk menawarkan jasa penulisan. Pada akhir
tahun 2007 ia sering mendapat beberapa tawaran dari penerbit untuk menulis
buku-buku dengan tema yang kurang dikuasainya, sehingga ia mulai berpikir untuk
merekrut penulis-penulis lain.
Karena itu pada awal tahun 2008 ia merubah nama nama bisnisnya
menjadi Indscript Creative. Nama ini diberikan oleh suaminya. ‘Ind’ diambil
dari nama Indari, ‘script’ berarti tulisan, dan ‘creative’ merupakan harapan Indari
bahwa tulisan-tulisan yang akan diberikan pada penerbit merupakan
tulisan-tulisan yang kreatif.
Jenis-Jenis Usaha Indscript Creative
Pada awalnya Indscript Creative hanyalah merupakan agensi
naskah, yaitu pihak ketiga yang berperan sebagai penyambung lidah antara
penulis dengan penerbit dan sebaliknya. Usaha ini berkembang dengan cepat
karena Indari menggunakan cara yang sedikit berbeda pada saat itu untuk
menawarkan naskah-naskahnya pada penerbit. Bila pada umumnya penulis harus
sudah memiliki naskah lengkap untuk ditawarkan pada penerbit, Indscript Creative
hanya menawarkan judul naskahnya saja. Saat judul sudah disetujui oleh
penerbit, barulah outline dan contoh penulisan diberikan. Penulisan naskah
lengkap baru dilakukan setelah ada deal dengan penerbit. Indscript Creative
juga memberikan paket komplit yaitu mengawal naskah sejak proses awal hingga
selesai. Ternyata paket komplit ini banyak disukai oleh penerbit, sehingga order penulisan pun berdatangan. Bisnis ini berkembang cepat dalam waktu
singkat.
Tak puas hanya dengan satu lini usaha saja, pada tahun 2009
Indscript Creative mulai mengembangkan lini penulisan biografi atau sejarah
diri. Dimulai dari Brownies Amanda sebagai klien pertama, tak lama kemudian
klien-klien lain seperti ibu Siti Oded (istri Wali Kota Bandung), ibu
Atalia Ridwan Kamil (istri Gubernur Jawa Barat), dan seorang
ekspatriat Jepang tertarik menuliskan biografi mereka bersama Indscript
Creative. Karena biaya penulisan biografi cukup tinggi untuk setiap project-nya,
maka jasa penulisan ini hanya ditawarkan kepada para pejabat dan pengusaha kelas
kakap saja.
Selain bergerak di bidang jasa penulisan, Indari Mastuti
juga ingin mempunyai jenis usaha yang bisa menghasilkan setiap hari. Oleh karena
itu pada tahun 2015, Indari mulai membangun bisnis direct selling yang produk
pertamanya adalah board. Ia menjadikan board sebagai media pencapaian target.
Diawali dengan pembuatan Board Mimpi, sekarang sudah berkembang menjadi
berbagai macam board.
Setelah sukses dengan board, Indari kemudian mulai menjual
buku. Jika pada awalnya ia hanya menawarkan naskah kepada penerbit, kemudian
penerbit yang mencetak dan mendistribusikan buku-buku tersebut, sekarang ia
sudah menulis, mencetak dan mendistribusikan buku-bukunya sendiri. Saat ini
sudah ada sekitar 10.000 reseller yang mendistribusikan produk-produk retail
Indscript Creative.
Tahun 2020, saat pandemi berlangsung di negara kita, Indari
membuka lini baru lagi. Ia membuat usaha percetakan yang selain mencetak
buku-buku yang ditulisnya sendiri juga menerima naskah dari pihak lain yang
ingin mencetak tulisan atau karya mereka. Selain percetakan, Indari juga mendirikan
indi publisher untuk menerbitkan hasil tulisan orang-orang yang belajar
menulis dan juga karya orang umum.
Di tahun 2021 ini Indscript Creative mengembangkan lini usaha
baru lagi yaitu agensi blogger. Tujuannya adalah untuk menjadi penyambung lidah
antara para blogger dan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan jasa digital
marketing.
Beberapa rencana lain yang sedang dikerjakan adalah
membangun dan mengembangkan market place khusus untuk perempuan dengan nama terhubung.co.id, dan membuat
kanal Youtube bernama ‘Rumah Teh Iin’ yang akan digunakanya untuk kampanye
pernikahan.
Masa Sulit Indscript Creative
Seperti perusahaan lain yang mengalami jatuh bangun, Indscript Creative juga pernah mengalami masa sulit atau kelam dalam
perjalanannya. Bisnis yang dibangunnya sejak tahun 2007 memang berkembang
dengan pesat. Sayangnya karena saat itu ia masih kurang ilmu, maka tahun 2010
sempat menjadi tahun yang suram bagi Indari. Saat itu Indscript Creative
mengalami kebangkrutan. Ia harus mengurangi jumlah pegawainya yang semula
berjumlah 16 orang menjadi tinggal 3 orang saja. Momen itu menjadi titik balik
bagi Indari. Ia sadar bahwa ternyata menjalankan bisnis itu butuh ilmu.
Sejak saat itu Indari mulai belajar lagi. Ia mencari akses-akses pembelajaran dan belajar tentang
mentoring, coaching, training dan networking. Setelah itu ia mulai membangun
lagi bisnisnya sambil terus belajar.
Harapan Untuk Indscript Creative
Telah diceritakan sebelumnya bahwa niat awal Indari
mendirikan Indscript adalah supaya ia bisa tetap produktif dan berdaya dari
rumah. Harapan Indari adalah Indscript Creative akan menjadi perusahaan yang
dapat meningkatkan produktivitas perempuan khususnya ibu rumah tangga dari
waktu ke waktu. Visi besar Indscript adalah melahirkan 1 juta penulis dan 1
juta pebisnis dari kalangan IRT. Misinya adalah dapat menghasilkan lebih banyak
lagi ibu rumah tangga yang produktif dari rumah.
Itulah kisah perjalanan panjang Indscript Creative beserta
suka dan dukanya. Dari sini dapat dilihat bahwa segala sesuatu ternyata membutuhkan
ilmu. Penting untuk terus memiliki semangat belajar yang selalu bergerak untuk
mencari ilmu yang sesuai dengan tujuan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar